REPUBLIKA.CO.ID, Shuhaib adalah seorang pendatang dan perantau. Sedang
sahabat yang berjumpa dengannya di ambang pintu rumah itu adalah Ammar
bin Yasir yang juga seorang miskin. Tetapi mengapa keduanya berani
menghadapi bahaya?
Itulah pengaruh kepribadian Muhammad SAW yang
kesan-kesannya telah mengisi hati orang-orang baik dengan hidayah dan
kasih sayang. Pesona dari barang baru yang bersinar cemerlang yang telah
memukau akal fikiran yang muak melihat kebasian barang lama, bosan
dengan kesesatan dan kepalsuannya.
Dan di atas semuanya, itulah
rahmat dari Allah SWT yang dilimpahkan-Nya kepada siapa yang
dikehendaki-Nya. Serta petunjuk-Nya yang diberikan kepada orang yang
kembali dan menyerahkan diri kepada-Nya.
Shuhaib telah
menggabungkan dirinya dengan kafilah orang-orang beriman. Bahkan ia
telah membuat tempat yang luas dan tinggi dalam barisan orang-orang yang
teraniaya dan tersiksa. Begitu pula dalam barisan para dermawan dan
penanggung uang tebusan.
Pernah diceritakan keadaan sebenarnya
yang membuktikan rasa tanggung jawabnya yang besar sebagai seorang
Muslim yang telah baiat kepada Rasulullah dan bernaung di bawah
panji-panji agama Islam,
Ia pernah berkata, "Tiada suatu
perjuangan bersenjata yang diterjuni Rasulullah, kecuali pastilah aku
menyertainya. Dan tiada suatu baiat yang dialaminya, kecuali tentulah
aku menghadirinya. Dan tiada suatu pasukan bersenjata yang dikiriminya
kecuali aku termasuk sebagai anggota rombongannya. Tidak pernah beliau
bertempur baik di masa-masa pertama Islam atau di masa-masa akhir,
kecuali aku berada di sebelah kanan atau sebelah kirinya."
Shuhaib
juga menceritakan bahwa kalau ada sesuatu yang dikhawatirkan kaum
Muslimin di hadapan mereka pastilah ia akan menyerbu paling depan.
Demikian pula jika ada yang dicemaskan di belakang mereka, pasti ia akan
mundur ke belakang. “Aku tidak sudi sama sekali membiarkan Rasulullah
SAW berada dalam jangkauan musuh sampai ia kembali menemui Allah,”
prinsipnya.
Suatu gambaran keimanan yang istimewa dan kecintaan
yang luar biasa. Mulai saat itu hubungannya dengan dunia dan sesama
manusia, bahkan dengan dirinya pribadi mendapatkan corak baru. Jiwanya
telah tertempa menjadi keras dan ulet, zuhud tak kenal lelah. BERSAMBUNG (REPUBLIKA.CO.ID)